Dweller

Advertise

­ ­

Saturday, March 19, 2011

Inilah 7 Orang Delinavit / Pelukis Uang Di Indonesia

Setiap uang kertas yang dikeluarkan tentu memiliki perancang atau pelukisnya. Biasanya para perancang atau pelukis uang tersebut dituliskan di bagian bawah berupa nama dan singkatan del, yang artinya delinavit atau pelukis uang.


uang ini gan dilukis oleh Soeripto


sedangkan uang yang ini dilukis oleh Heru Soeroso
Ternyata uang-uang kertas yang mencantumkan nama pelukisnya tidak terlalu banyak dimulai dari tahun 1952 sampai sekitar 1980an. Uang kertas yang berasal dari jaman penjajahan belanda, jepang sampai ori tidak ada yang mencantumkan nama pelukisnya. 

1. Bapak Yunalies



Lahir di Bukittinggi, 14 juni 1924. Mulai bekerja di peruri pada 1 agustus 1955 sampai wafat di jakarta 10 september 1976.

hasil karyanya sangat banyak sekali, diantaranya adalah:
 
Seri pekerja 1958, 1963 dan 1964




 seri sandang pangan dan sudirman pecahan 1 dan 2,5 rupiah


dan salah satu masterpiecenya yaitu Rp.10.000 barong 1975




2. Bapak Sadjiroen



lahir di kendal 4 maret 1931, mulai bekerja di peruri pada 12 desember 1955 sampai dengan 1 april 1987.

 hasil karyanya yang terkenal adalah seri sudirman mulai dari pecahan Rp.5 sampai dengan Rp.10.000




 3. Bapak Risman Suplanto



lahir di magelang 13 september 1927 dan mulai bekerja di peruri pada 16 juli 1956 sampai dengan 1 oktober 1984.

 hasil karyanya yang terkenal adalah pecahan Rp.500 1977




4. Bapak Heru Soeroso


 
lahir di purwokerto 22 desember 1936. Mulai bekerja di peruri pada 26 september 1961.

sebagian hasil karyanya yang terkenal adalah pecahan Rp.100 burung dara 1984

 


5. Bapak Al. Roring


lahir di gombong 15 agustus 1934, mulai bekerja di peruri pada 12 oktober 1964 sampai dengan 1 september 1990.

hasil karyanya yang terkenal adalah pecahan Rp.1000 1987 sisingamangaraja dan Rp.5000 1980 pengasah intan. Uang kertas sisingamangaraja merupakan uang kertas terakhir yang mencantumkan nama pelukisnya.

 


6. Bapak Sudirno


lahir di pacitan 9 juni 1942 dan mulai bekerja di peruri pada 22 juni 1965.

hasil karyanya antara lain pecahan Rp.1000 dr. Soetomo 1980 dan rp.10.000 kartini 1985.
 


7. Bapak drs Soeripto


lahir di klaten 16 agustus 1946, mulai bekerja di peruri pada 4 november 1965.

hasil karyanya berupa uang kertas emisi tahun 1980an. Berikut sebagian uang kertas karya drs Soeripto.




seperti disebutkan di atas, uang-uang kertas yang mencantumkan nama pelukisnya dimulai dari seri tahun 1952 (seri kebudayaan). Lalu siapakah pelukis uang kertas yang namanya pertama kali tercantum di uang negara kita?

Uang kertas pertama terbitan bank indonesia adalah pecahan 5 rupiah kartini 1952 yang dicetak oleh thomas de la rue & co.


uang pertama terbitan bank indonesia

siapakah perancang atau pelukis uang kertas bi yang pertama ini?
Setelah diperhatikan dengan teliti di bagian bawah uang ternyata pelukisnya adalah orang asing yaitu c.a. Mechelse. Hebat bukan? Seorang asing yang mungkin saja karyawan percetakan tdlr bisa merancang dan menggambar uang kita dengan sedemikian indahnya.



lalu bagaimana dengan pecahan berikutnya yang dicetak oleh pertjetakan kebajoran dan johan enchede? Ternyata pecahan 10 rupiah 1952 yang bergambar dewi sri juga dirancang dan digambar oleh orang asing yaitu s.l. Hartz.





pecahan-pecahan yang lebih besar merupakan hasil karya yang berlainan antara pelukis asing dan lokal:


 
Abdulsalam pada pecahan 25 rupiah 1952





Ooesman Effendi pada pecahan 50 dan 500 rupiah 1952




C.A Mechelse kembali melukis pecahan 100 rupiah 1952




Masino Bessi pada pecahan 1000 rupiah 1952.
Karena banyak sekali pelukisnya (5 orang untuk 7 pecahan) maka tidaklah heran kalau seri kebudayaan memiliki corak yang sangat berbeda antara masing-masing pecahannya. Kita lihat bahwa 2 diantaranya memiliki gambar pahlawan yaitu kartini pada pecahan 5 rupiah dan diponegoro pada pecahan 100 rupiah. Persamaan antara keduanya adalah dilukis oleh orang yang sama yaitu c.a. Mechelse. Karena adanya 2 gambar pahlawan pada seri ini maka sepatutnya seri kebudayaan dinamakan juga seri pahlawan dan kebudayaan.

Makna dan arti dari gambar pada uang kertas sangatlah dalam, berikut cuplikan baskoro suryo banindro dari jurusan desain komunikasi visual, fakultas seni dan desain institut seni indonesia, yogyakarta dan universitas kristen petra, surabaya

gambar pada uang kertas adalah salah satu hasil karya seni rupa, di dalam uang kertas terkandung nilai estetika yang berhubungan dengan masalah keindahan visual, antara lain tersusun atas elemen huruf, gambar, warna serta teknik cetak yang khas. Selain itu gambar pada uang kertas sarat dengan muatan informasi, atau bahkan kode visual.

Memahami seni adalah usaha membaca simbol yang digunakan dalam budaya masyarakat tertentu, manusia dapat mengekspresikan dan memancarkan pengalamannya dalam bentuk ujud atau rupa.

Dalam gambar uang kertas, ekspresi visual yang dituangkan dapat mencerminkan gagasan, ide, konsep atau muatan politik terkait legitimasi dan ideologi. Melalui uraian semiotika visual gambar uang kertas yang pernah beredar di indonesia, akan dikaji makna-makna simbolik bahasa rupa di dalamnya.

Uang kertas seri ”pahlawan dan kebudayaan” dengan gambar ra kartini emisi tahun 1952 nominal lima rupiah adalah uang kertas pertama yang dikeluarkan oleh bank indonesia. Dirancang oleh c.a. Mechelse, dicetak oleh thomas de la rue.

Dominasi warna monokromatik biru, dipenuhi dengan stilasi pohon hayat, flora dan fauna. Konotasi makna simboliknya, ra. Kartini adalah pahlawan wanita dan sebagai pelopor emansipasi di indonesia sudah sepantasnya mendapat pengakuan dan penghargaan secara nasional.

Ragam hias pohon hayat, stilasi flora dan fauna mencerminkan bahwa indonesia kaya akan nilai tradisi yang bersumber dari warisan budaya leluhur. Mitos yang muncul dari kode visualnya menyampaikan bahwa indonesia adalah bangsa yang dapat menghargai jasa pahlawannya serta menjunjung tinggi nilai tradisi dan budayanya sebagai salah satu aset bangsa yang besar.

 

0 komentar:

Post a Comment

 
Powered by Blogger